roro jonggrang
kembalinya pewaris tahta kraton boko
harga Rp. 25.000
"bunuh aku seperti kau habisi keluargaku. atau kutikam cundrik ini ke dadaku," kata jonggrang manatap tajam bondowoso yang terpana melihat kecantikan gadis itu.
tubuh bondowoso bergetar dengan tangan kanan masih menggenggam bandung, keris panjang yang barusan dipakainya untuk membantai patih gupala, senopati kerajaan boko yang lari terbirit-birit dari medan pertempuran.
"jangan sia-siakan hidupmu, jonggrang," kata bondowoso. "kau akan kunikahi sebagai penebus rasa bersalahku telah menewaskan seluruh keluargamu, tapi beginilah perang, kau harus maklum."
"memaklumi akibat perang, bukan berarti mau hidup bersama dengan pembunuh."
"kau akan menjadi permaisuriku. apa pun kehendakmu akan kupenuhi."
lalu meluncurlah dari bibir jonggrang syarat mas kawin berupa sumur jalatuda dan 1.000 candi yang harus dibuat dalam satu malam.
menurut cerita, roro jonggrang kemudia di kutuk bandung bondowoso menjadi arca di prambanan. namum bernarkah demikian? benarkah bandung bondowoso marah dan tega mengutuk gadis yang dicintai nya menjadi arca?
tidak! tidak ada yang mengutuk jonggrang menjadi arca. ia pergi atas kemauannya sendiri. jonggrang memilih merasuki patung durga mahisasuramardini. ia memutuskan pergi dari boko, rumah yang telah melukai hatinya, membunuh arya kumitir, pemuda yang dicintainya. dan siapalah bandung, ia tidak mungkin melawan kekuatan mahisasuramardini, istri syiwa.
namum berapa abad pun yang terlewat, jonggrang harus kembali ke boko saat purnama emas, untuk memenuhi janjinya. jonggrang harus kembali bangkit untuk boko.
kebangkitan jonggrang, menyeret tujuh mahasiswa indigo, kinang, carl, dodi, dito, swan nio, ketut wangsa, dan ratih melintasi ruang dan waktu. carl adalah arya kumitir di kehidupan masa lalunya. lelaki dari kalanagan pindak pedarakan, golongan paria dari kasta terendah, yang menjalin cinta dengan roro jonggrang. pertemuan dengan jonggrang membawa carl ke sebuah dunia lain yang tidak ia sadari sebelumnya. ia dipaksa mengingat tragedi pahit ratusan abad silam.
dan sejarah memang harus berjalan seperti yang sudah digariskan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar